BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSalah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi,termasuk perusahaan adalah karena disana ada kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar dari manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai saat ini, karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya.
Kesempatan untuk maju yang termasuk ke dalam program pengembangan dapat di wujudkan jika mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan dan pendidikan. Pengembangan karir pada dasarnya berorientasi pada perkembangan perusahaan atau organisasi dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang. Setiap organisasi harus menerima ekstensinya di masa depan tergantung pada SDM yang kompetitif.
Perusahan harus mendukung para karyawan untuk mengembangkan karier mereka karena hal ini sangat vital dalam menjaga loyalitas, terutama karena saat ini semakin sulit dan langka mencari tenaga kerja yang berbakat. Manajer harus berusaha membantu karyawannya untuk dapat bekerja seefektif mungkin dan menciptakan iklim kerja yang memungkinkan tercapainya pengembangan karier dan kepuasaan kerja.
Salah satu tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang diperlukan karyawan dan memberi kesempatan karyawan untuk belajar demi mengantisipasi strategi bisnis organisasi dalam jangka panjang. Pihak manajemen harus memperhatikan kinerja para karyawan.
1.2 Rumusan Masalah
- 2.1 Apa saja faktor-faktor pengembangan karir karyawan?
- 2.2 Apakah tujuan dan manfaat dari pengembangan karier karyawan?
- 2.3 Apa saja metode pengembangan karier karyawan?
- 2.4 Apa saja petunjuk manajemen pengembangan karier karyawan?
- 2.5 Apakah peran organisasi dalam perencanaan dan pengembangan karir?
- 2.6 Apakah peran karyawan dalam perencanaan dan pengembangan karir?
- 2.7 Bagaimana bentuk pengembangan karir karyawan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah yang saya buat ini untuk memenuhi mata kuliah “Manajemen Sumber Daya Alam”. Semoga apa yang ada dalam makalah ini bermanfaat buat pembaca sekaligus saya sebagai penulis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut Hanafi (2005;73) ”Pengembangan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum”.
Notoatmodjo (2003;4) mengemukakan bahwa ”Pengembangan karyawan adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan karyawan atau tenaga kerja untuk mencapai suatu hasil optimal”.
Dari defenisi diatas, istilah pengembangan mencakup mengenai pengertian latihan dan pendidikan yaitu sebagai sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan umum bagi pegawai.
2.2 Pengertian Karir
Menurut Dalil S (2002 : 277) “ karir merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar membantu partisipasi ditempat kerja. Sementara itu Glueck (1997 :134) menyatakan karir individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan yang dialami seseorang selama masa kerjanya. Sehingga karir individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan, tapi dari sudut pandang organisasi karir merupakan proses regenerasi tugas yang baru.
Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002:258) karir digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.
2.3 Pengertian Pengembangan Karir
Andrew J.Dubrin (1982:197) mengemukakan bahwa “career development, from the standpoint of the organization, is the personnel activity which helps individuals plan their future career within the enterprise, in order to help the enterprise achieve and the employee achieve maximum self-development”.
Berdasarkan pendapat Andrew J. Dubrin di atas, pengembangan karier adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum.
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.
3.1 Faktor-Faktor Pengembangan Karir Karyawan
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karir. Secara umum, ada lima faktor yang akan mempengaruhi mulus tidaknya karir seorang, antara lain adalah sebagai berikut (Tohardi, 2002):
- a. Sikap atasan, rekan sekerja, dan bawahan
- Orang yang berprestasi dalam bekerja namun tidak disukai oleh orang disekeliling tempat ia bekerja, maka orang yang demikian tidak akan mendapat dukungan untuk meraih karir yang lebih baik. Dengan kata lain, orang yang demikian tidak dipakai dalam organisasi tersebut.
- b. Pengalaman
- Pengalaman dalam konteks ini berkaitan tingkat golongan (senoritas) seorang pegawai. Dalam mempromosikan para senior bukan hanya mempertimbangkan pengalaman saja tetapi ada pemberian penghargaan terhadap pengabdiannya kepada organisasi.
- c. Pendidikan
- Faktor pendidikan biasanya menjadi syarat untuk menduduki sebuah jabatan dan mempengaruhi kemulusan karir seseorang. Semakin berpendidikan seseorang akan semakin baik, atau dengan kata lain orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pemikiran yang lebih baik pula.
- d. Prestas
- Prestasi dapat saja terjadi dari akumulasi pengalaman, pendidikan dan lingkungan kerja yang baik. Namun prestasi yang baik tentunya merupakan usaha yang kuat dari dalam diri seseorang, walaupun karena keterbatasan pendidikan, pengalaman, dukungan rekan-rekan sekerja.
- e. Faktor Nasib
- Faktor nasib juga turut menentukan walaupun porsinya kecil, bahkan para ahli mengatakan faktor nasib berpengaruh terhadap keberhasilan hanya sepuluh persen saja.
Menurut konsep Schein dalam Dubrin (1989), faktor yang mempengaruhi pengembangan karir adalah:
- 1. Manajerial Competence (kemampuan manajerial)
- 2. Technical/ Fungsional Competence (kemampuan teknis)
- 3. Security (keamanan)
- 4. Creativity (kreativitas)
- 5. Autonomi Independence (otonomi kebebasan)
Dalam proses pengembangan karir pegawai dalam organisasi, ada 3 hubungan saling terkait antara individu, manajer, maupun organisasi. Ketiga- tiganya memiliki peran masing-masing.
Gary Dessler (2004) menjelaskan peran ketiganya dalam pengembangan karir sebagai berikut:
a. Peran Individu
- 1) Terimalah tanggung jawab untuk karir Anda sendiri.
- 2) Taksirlah minat, keterampilan, dan nilai anda.
- 3) Carilah informasi dan rencana karir.
- 4) Bangunlah tujuan dan rencana karir.
- 5) Manfaatkanlah peluang pengembangan.
- 6) Berbicaralah dengan manajer Anda tentang karir Anda.
- 7) Ikutilah seluruh rencana karir yang realistic.
b. Peran Manajer
- 1) Berikanlah umpan balik kinerja yang tepat waktu.
- 2) Berikan dukungan dan penilaian pengembangan.
- 3) Berpartisipasilah dalam diskusi pengembangan karir.
- 4) Dukunglah rencana pengembangan karir.
c. Peran Organisasi
- 1) Komunikasi misi, kebijakan, dan prosedur.
- 2) Berikan peluang pelatihan dan pengembangan.
- 3) Berikan informasi karir dan program karir.
- 4) Tawarkan satu keanekaragaman pilihan karir.