Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali berada dalam lintasan
meningkat pada 2016. Penyesuaian ekonomi domestik yang baik serta respons kebijakan
makroekonomi yang solid dapat memitigasi risiko dari ekonomi global dan
mendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,0%. Pada triwulan IV
2016, beberapa perkembangan mengindikasikan peningkatan peran investasi
nonbangunan dan ekspor dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan akan
terus berlanjut pada 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat
berkontribusi positif pada penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan
ketimpangan pada tahun 2016
Perekonomian dunia yang belum sesuai harapan memberikan tantangan
bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016. Tantangan dipicu
pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat, harga komoditas dunia yang masih
rendah, dan ketidakpastian pasar keuangan dunia yang tetap tinggi. Berbagai
risiko global menjadi perhatian penting bagi upaya mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia karena pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan terms of
trade Indonesia yang lemah akibat harga komoditas global yang masih rendah,
berisiko menurunkan kinerja ekspor. Penanaman modal di Indonesia juga berisiko
lebih rendah bila ketidakpastian pasar keuangan dunia tetap tinggi. Berbagai
risiko tersebut perlu dicermati dan direspons dengan tepat karena dapat
mengganggu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Penyesuaian ekonomi domestik yang baik dan respons kebijakan
makroekonomi yang solid dapat memitigasi risiko ekonomi global tersebut dan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional kembali berada dalam lintasan meningkat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tercatat meningkat yakni dari 4,9% pada
2015 menjadi 5,0% pada 2016. Perkembangan positif ini tidak terlepas dari peran
permintaan domestik yang dominan, khususnya melalui konsumsi Rumah Tangga (RT)
yang tetap solid. Stimulus fiskal yang cukup besar sampai semester I 2016 serta
ditopang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial oleh Bank Indonesia
juga mendukung permintaan domestik tetap kuat.
Sementara itu, peran investasi swasta terkait nonbangunan
belum meningkat signifikan sampai triwulan III 2016 dipengaruhi proses
konsolidasi internal korporasi swasta. Kinerja ekspor barang dan jasa riil juga
masih lemah sampai triwulan III 2016 akibat permintaan dunia dan harga
komoditas yang rendah. Peran investasi swasta non-bangunan dan ekspor mulai
meningkat pada triwulan IV 2016 didukung perbaikan harga komoditas dunia, yang
pada gilirannya dapat menahan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat
menurunnya stimulus fiskal.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada 2016 juga diikuti
perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi dari sisi ketenagakerjaan, kemiskinan,
dan ketimpangan pendapatan. Tingkat pengangguran terbuka terhadap angkatan
kerja pada 2016 turun dari 6,2% pada 2015 menjadi 5,6%. Perbaikan turut
ditopang peningkatan daya serap PDB terhadap tenaga kerja.
Tingkat kemiskinan juga menurun dari 11,2% pada 2015 menjadi 10,7%
terhadap total penduduk. Perbaikan tingkat kemiskinan terutama terjadi pada
wilayah perkotaan seiring membaiknya kinerja sektor industri, perdagangan besar
dan eceran, serta jasa-jasa. Selain kedua capaian itu, ketimpangan pendapatan
berkurang tercermin dari penurunan indikator rasio Gini dari 0,402 pada 2015
menjadi 0,397.
Artikel di Kutip dari: http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2016.aspx
EmoticonEmoticon