Tuesday, September 19, 2017

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2016

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2016

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali berada dalam lintasan meningkat pada 2016. Penyesuaian ekonomi domestik yang baik serta respons kebijakan makroekonomi yang solid dapat memitigasi risiko dari ekonomi global dan mendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,0%. Pada triwulan IV 2016, beberapa perkembangan mengindikasikan peningkatan peran investasi nonbangunan dan ekspor dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan akan terus berlanjut pada 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat berkontribusi positif pada penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan pada tahun 2016

Perekonomian dunia yang belum sesuai harapan memberikan tantangan bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016. Tantangan dipicu pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat, harga komoditas dunia yang masih rendah, dan ketidakpastian pasar keuangan dunia yang tetap tinggi. Berbagai risiko global menjadi perhatian penting bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan terms of trade Indonesia yang lemah akibat harga komoditas global yang masih rendah, berisiko menurunkan kinerja ekspor. Penanaman modal di Indonesia juga berisiko lebih rendah bila ketidakpastian pasar keuangan dunia tetap tinggi. Berbagai risiko tersebut perlu dicermati dan direspons dengan tepat karena dapat mengganggu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


Penyesuaian ekonomi domestik yang baik dan respons kebijakan makroekonomi yang solid dapat memitigasi risiko ekonomi global tersebut dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional kembali berada dalam lintasan meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tercatat meningkat yakni dari 4,9% pada 2015 menjadi 5,0% pada 2016. Perkembangan positif ini tidak terlepas dari peran permintaan domestik yang dominan, khususnya melalui konsumsi Rumah Tangga (RT) yang tetap solid. Stimulus fiskal yang cukup besar sampai semester I 2016 serta ditopang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial oleh Bank Indonesia juga mendukung permintaan domestik tetap kuat.

Sementara itu, peran investasi swasta terkait nonbangunan belum meningkat signifikan sampai triwulan III 2016 dipengaruhi proses konsolidasi internal korporasi swasta. Kinerja ekspor barang dan jasa riil juga masih lemah sampai triwulan III 2016 akibat permintaan dunia dan harga komoditas yang rendah. Peran investasi swasta non-bangunan dan ekspor mulai meningkat pada triwulan IV 2016 didukung perbaikan harga komoditas dunia, yang pada gilirannya dapat menahan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat menurunnya stimulus fiskal.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada 2016 juga diikuti perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi dari sisi ketenagakerjaan, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Tingkat pengangguran terbuka terhadap angkatan kerja pada 2016 turun dari 6,2% pada 2015 menjadi 5,6%. Perbaikan turut ditopang peningkatan daya serap PDB terhadap tenaga kerja. 

Tingkat kemiskinan juga menurun dari 11,2% pada 2015 menjadi 10,7% terhadap total penduduk. Perbaikan tingkat kemiskinan terutama terjadi pada wilayah perkotaan seiring membaiknya kinerja sektor industri, perdagangan besar dan eceran, serta jasa-jasa. Selain kedua capaian itu, ketimpangan pendapatan berkurang tercermin dari penurunan indikator rasio Gini dari 0,402 pada 2015 menjadi 0,397.





EmoticonEmoticon